Skip to content
Home » Artikel » Gejala DBD: Kenali Penyebab, Fase, dan Cara Penanganannya

Gejala DBD: Kenali Penyebab, Fase, dan Cara Penanganannya

Macro photograph of an Aedes mosquito feeding on skin, highlighting its striped body and long legs.

Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) sering kali muncul secara mendadak dan dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius bila tidak segera ditangani.

Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan umumnya ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, serta munculnya bintik merah di kulit. Oleh karena itu, mengenali gejala DBD sejak dini sangatlah penting agar pasien dapat memperoleh perawatan medis yang tepat dan mencegah terjadinya komplikasi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih mendalam mengenai tanda-tanda awal DBD, tahapan perkembangan penyakit, serta langkah-langkah penanganan yang efektif.

DBD Bisa Berakibat Fatal, Kenali Gejala Sejak Dini!

Close-up image of a mosquito with a red abdomen, showcasing its intricate body structure against a soft orange background.

Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi salah satu penyakit yang berkontribusi terhadap angka kematian tertinggi di Indonesia. Jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa berakibat fatal. Terdapat berbagai langkah pencegahan DBD yang dapat diterapkan dengan mudah dan sederhana. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali penyebab, gejala, serta cara penanganannya agar bisa melakukan pencegahan dengan lebih baik.

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang kerap menyerang masyarakat, terutama saat musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

DBD memiliki tiga fase, yang masing-masing ditandai oleh gejala yang berbeda. Pada fase awal, Kamu mungkin tidak menyadari bahwa sedang menderita demam berdarah, karena keluhan yang dirasakan mirip dengan gejala flu. Kondisi ini dikenal sebagai DD atau demam dengue (dengue fever).

Seseorang dinyatakan mengalami demam berdarah apabila terjadi perdarahan, baik yang terlihat maupun yang tidak. Beberapa tanda perdarahan ini dapat berpotensi menyebabkan komplikasi yang membahayakan nyawa.

Apa Penyebab DBD?

3D representation of a virus particle displayed against a colorful abstract background, emphasizing its intricate surface structures.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi yang banyak ditemui di negara-negara beriklim tropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. 

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2024, Indonesia mencatat setidaknya 244.409 kasus DBD yang mengakibatkan 1.430 kematian. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan DBD:

✅ Lingkungan yang Kotor Dengan Banyak Genangan Air – Memberikan kesempatan bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. Mereka biasanya bersarang di tempat-tempat dengan air bersih yang tergenang, seperti bak mandi, pot bunga, dan kaleng bekas.

Musim Hujan – Selama musim hujan, populasi nyamuk ini cenderung meningkat, dikarenakan banyaknya genangan air yang menjadi lokasi ideal untuk bertelur dan berkembang biak.

✅ Imun Tubuh yang Menurun –  Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap infeksi virus dengue, yang tentunya menjadi perhatian penting bagi kesehatan masyarakat.

Gejala DBD yang Perlu Diwaspadai

Detailed view of human palms displayed side by side, illustrating skin variations and markings.

Mengenali gejala demam berdarah dengue (DBD) sejak dini sangatlah penting agar dapat segera mendapatkan penanganan medis yang sesuai. Berikut ini adalah beberapa gejala khas DBD yang perlu diwaspadai:

1. Demam tinggi mendadak (antara 39-41°C) yang berlangsung selama 2 hingga 7 hari.
2. Rasa nyeri yang parah pada otot dan sendi.
3. Mual, muntah, serta kehilangan nafsu makan.
4. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah.
5. Pendarahan ringan, seperti mimisan atau gusi yang berdarah.

Apabila gejala-gejala tersebut muncul, sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berkembang menjadi syok dengue yang berpotensi fatal.

Gejala Dengue Shock Syndrome (DSS)

Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) umumnya akan mengalami recovery secara alami dalam kurun waktu 1 hingga 2 minggu. Namun, terdapat 1 dari 20 pasien penderita DBD yang dapat mengalami komplikasi serius dan mengancam nyawa, yang dikenal sebagai Dengue Shock Syndrome (DSS).

Mereka yang pernah terinfeksi DBD sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi ini. Beberapa gejala yang menunjukkan DBD parah atau DSS antara lain:

1. Rasa lemas setelah sebelumnya merasakan perbaikan kondisi tubuh
2. Muntah hebat yang terjadi secara berulang dan tidak kunjung berhenti
3. Nyeri perut yang hebat
4. Gusi berdarah, mimisan, atau memar
5. Buang air besar dengan darah atau berwarna hitam
6. Muntah darah
7. Jantung berdebar-debar
8. Rasa gelisah
9. Frekuensi pernapasan yang meningkat
10. Kulit terasa dingin, tampak pucat, dan lembab akibat keringat dingin

Apabila Kamu mengalami salah satu dari gejala DBD parah yang disebutkan di atas, penting untuk segera memeriksakan diri ke Unit Gawat Darurat (UGD) terdekat untuk mendapatkan penanganan dan pengawasan yang ketat dari tenaga medis.

Fase DBD

A mosquito depicted on a laboratory blood sample tube, emphasizing the role of mosquitoes in transmitting illnesses.

Pasien yang mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD) umumnya akan melewati tiga fase utama yang mempengaruhi perkembangan penyakit ini, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan. Setiap fase memiliki gejala dan risiko yang berbeda, sehingga sangat penting untuk mengenali tanda-tanda tersebut sejak awal;

Fase Demam

Fase demam umumnya berlangsung selama 2 hingga 7 hari, ditandai dengan demam tinggi yang mencapai 40ºC, disertai dengan gejala mual, kelemahan, munculnya bintik merah pada kulit, serta nyeri otot. Selain itu, kadar trombosit cenderung mengalami penurunan yang berkelanjutan selama fase ini.

Fase Kritis DBD

Selanjutnya, pasien akan memasuki fase kritis; Pada fase ini, demam akan menurun dan pasien seringkali beranggapan bahwa ia telah sembuh. Namun, sebaliknya, fase ini merupakan fase demam berdarah yang paling berbahaya, karena terdapat kemungkinan terjadinya perdarahan dan kebocoran plasma darah.

Fase kritis umumnya berlangsung selama 24 hingga 48 jam setelah fase demam berakhir. Fase ini dapat ditandai dengan penurunan tekanan darah, buang air besar berdarah, serta pendarahan spontan seperti mimisan.

Fase Pemulihan DBD

Terakhir, pasien akan memasuki fase pemulihan. Fase ini akan berlangsung 48 hingga 72 jam setelah fase kritis. Dalam fase ini, kadar trombosit akan meningkat dan pulih dengan cepat.

Selain itu, cairan yang keluar dari pembuluh darah akan kembali masuk ke dalam sirkulasi. Namun, penting untuk menjaga agar jumlah cairan yang masuk tidak berlebihan, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung dan edema paru.

Cara Pencegahan dan Penanganan Gejala DBD

Illustration of a mosquito inside a red prohibition sign, symbolizing mosquito control.

Untuk mencegah terjadinya demam berdarah, termasuk komplikasi yang mungkin timbul, sangat penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah meluncurkan gerakan 3M Plus sebagai inisiatif untuk mencegah DBD. Beberapa langkah pencegahan tersebut antara lain:

Lakukan 3M PLUS

  1. Bersihkan tempat penampungan air, seperti bak mandi dan ember, setidaknya sekali seminggu;
  2. Tutup tempat-tempat penyimpanan air agar tidak menjadi sarang bagi nyamuk untuk bertelur;
  3. Daur ulang barang-barang bekas yang dapat berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

PLUS: Selain itu, gunakan kelambu, oleskan lotion anti-nyamuk, serta tanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai dan lavender.

Penanganan Pertama Demam Berdarah

1. Menjaga Kebutuhan Cairan Tubuh
Gejala demam tinggi yang sering muncul pada demam berdarah (DBD) pada remaja dapat berisiko menyebabkan dehidrasi.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan cairan yang cukup dengan mengonsumsi air serta minuman elektrolit. Peningkatan konsumsi cairan selama demam juga diyakini dapat membantu menurunkan suhu tubuh.

2. Mengonsumsi Obat-obatan
Penggunaan obat seperti paracetamol dapat membantu meredakan gejala DBD yang berupa demam dan nyeri otot.

Namun, sebaiknya hindari obat yang mengandung aspirin atau ibuprofen, karena keduanya dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan.

3. Istirahat Total dan Konsumsi Makanan Bergizi
Pastikan untuk memberikan tubuh waktu yang cukup untuk istirahat dan mengonsumsi makanan bergizi agar proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat.

4. Segera ke Rumah Sakit
Jika terjadi gejala pendarahan, sesak napas, atau jika kondisi tubuh semakin lemas, segera bawa pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Beberapa tindakan medis yang dapat diberikan meliputi pemasangan infus dan transfusi darah.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit serius yang dapat dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan tindakan pencegahan seperti program 3M Plus.

Penting untuk mengenali gejala DBD sejak dini agar dapat segera mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Jangan anggap remeh tanda-tanda penyakit ini, dan selalu berusaha untuk melakukan pencegahan demi melindungi diri sendiri dan keluarga!

Referensi:

  1. Demam Berdarah (DBD): Penyebab, Gejala, dan Penanganan | RS Pondok Indah. (February 25, 2025). https://www.rspondokindah.co.id/id/news/dbd-penyebab-gejala-penanganan
  2. Waspadai Gejala DBD pada Remaja dan Cara Mengatasinya. (2025, January 13). Alodokter. https://www.alodokter.com/waspadai-gejala-dbd-pada-remaja-dan-cara-mengatasinya
  3. CNNIndonesia. (2025b, February 16). Awal 2025 DBD Mengganas, Kemenkes Catat 6 Ribu Kasus dan 28 Kematian. Gaya Hidup. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20250215230827-255-1198731/awal-2025-dbd-mengganas-kemenkes-catat-6-ribu-kasus-dan-28-kematian
  4. Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus. (2023, June 22). https://ayosehat.kemkes.go.id/pemberantasan-sarang-nyamuk-dengan-3m-plus
Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *